UMAT ISLAM IBARAT SATU TUBUH

 


Tidak bisa dinafikan lagi, tercatat dalam sejarah pada zaman Rasulullah persaudaraan umat Islam sangatlah erat. Rasulullah Muhammad sendirilah yang mempersaudarakan mereka, para sahabat. Masing-masing memiliki pasangan dan diperintahkannya untuk berbuat baik pada mereka. Bahkan ada seorang sahabat dari Anshar, yang rela memberikan salah satu istrinya saking ingin berbuat baiknya. Rasulullah SAW pun pernah bersabda:

 

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

 

“Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafazh hadits milik Muslim)

 

Ukhuwah Islamiyah di atas segalanya, bahkan persaudaraan antara umat sebangsa pun berada di bawahnya. Maka dengan ibarat satu tubuh ini, setidaknya terdapat beberapa poin yang kita bisa dapatkan.

 

Pertama, Bahwa kita sebagai Umat Islam harus memiliki satu kepemimpinan. Karena kita bagaikan satu tubuh, dan dari sekian banyak organ, bagian tubuh, sel, dan lainnya harus ada yang memimpin itu semua agar dapat bergerak dan jumlahnya harus satu, tidak boleh lebih, tiada lain bagian tersebtu adalah otak. Maka begitu pula dengan kita, kita harus memiliki satu otak dan satu komando agar dapat bergerak. Tanpa satu kepemimpinan umat Islam, maka tubuh ini, atau umat Islam ini tidak akan sama sekali menimbulkan pergerakan.

 

Kedua, Bahwa umat Islam haruslah senantiasa berjamaah, bahu membahu, tolong menolong dan saling melengkapi. Karena organ-organ tubuh tidak akan ada tanpa adanya kumpulan sel, begitu pula dengan kita. Dan organ-organ tubuh yang tidak bekerja sama akan menjadikan tubuh mati, maka sepatutnya umat Islam ini saling melengkapi, dan bahu membahu dalam berjuang dan menegakkan Din Islam ini. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah Rasulullah bersabda:

 

إِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ اِفْتَرَقَتْ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَإِنَّ أُمَّتِيْ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً؛ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ

 

“Sesungguhnya bani Israil berpecah-belah menjadi tujuh puluh satu, dan sesungguhnya umat ini akan berpecah-belah menjadi tujuh puluh dua, semuanya di neraka kecuali satu, dan dia adalah jama’ah”

 

Dan juga Rasulullah SAW bersabda:

 

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

 

“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain” (HR. Muslim)

 

Ketiga, Bahwa Ukhuwah Islamiyah berada di atas segala tali persaudaraan lainnya. Persaudaraan umat Islam adalah persaudaraan yang paling utama. Ikatan persaudaraan umat Islam adalah ikatan persaudaraan yang paling kuat karena didasari oleh perasaan dan kecintaan karena Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 103:

 

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

 

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara”

 

Wallahu A’lam




image source: titusmwau.blogspot.com

1 Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post