NASIONALISME PEMERSATU ATAU PEMECAH BELAH UMAT ISLAM?



Kita bangsa Indonesia pasti mengenal nasionalisme, karena semenjak kecil kita sudah dijejali oleh ide nasionalisme, tanpa mengetahui arti dari nasionalisme pada hakikat sebenarnya, tanpa melihat dan mendalami nasionalisme dalam pandangan Islam.

 

Nasionalisme sendiri memiliki banyak definisi, salah seorang ahli Hans Kohn mendefinisikannya sebagai suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu kepada negara dan bangsa. Menurut KBBI pula nasionalisme ini di definisikan sebagai paham untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Orang-orang muslim di Indonesia sendiri sering mengartikannya dengan mencintai tanah air (Patriotisme). Padahal pengertian patriotisme dan nasionalisme adalah seratus persen berbeda. Patriotisme atau cinta tanah air sendiri hukumnya ialah mubah atau boleh asal tidak berlebih karena kedudukannya sama seperti cinta terhadap harta dan dunia, walaupun cinta tanah air ini bersifat alamiah dan naluriah, tanpa disuruhpun secara alami kita akan mencintai tempat kelahiran kita.

 

Ada beberapa poin penting yang harus kita perhatikan tentang nasionalisme ini:

 

Pertama, nasionalisme bukan asas syar’i pemersatu umat Islam, karena nasionalisme menyatukan manusia atas dasar kebangsaan, atau ashabiyah. Lihatlah Islam menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar, Islam menghancurkan paham fanatik terhadap golongan dan suku mereka. Rasulullah melarang keras umat Islam untuk bergerak atas dasar ashabiyah. Rasulullah SAW bersabda:

 

لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا اِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ

 

“Bukan dari golongan kami siapa saja yang mengajak kepada ashabiyah, bukan pula dari golongan kami orang yang berperang kerana ashabiyah, dan tidak juga termasuk golongan kami orang yang mati kerana ashabiyah” (HR. Abu Dawud)

 

Rasulullah pun bersabda:

 

وَمَنْ قُتِلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِلْعَصَبِيَّةِ أَوْ يُقَاتِلُ لِلْعَصَبِيَّةِ أَوْ يَدْعُو إِلَى الْعَصَبِيَّةِ… فَقِتْلَتُهُ جَاهِلِيَّةٌ

 

“…Siapa saja yang terbunuh di bawah panji buta, dia marah karena ashabiyah, atau berperang untuk ashabiyah atau menyerukan ashabiyah, maka dia mati jahiliah” (HR. Ahmad)

 

Kedua, nasionalisme membatasi persaudaraan umat Islam di dunia. Padahal persaudaraan umat Islam adalah universal. Maka jangan heran ketika banyak muslim yang ditindas dari berbagai Negara karena umat Islam tidak bersatu dan malah terpecah belah karena mereka hidup masing-masing dalam Negara yang berdiri atas dasar nasionalisme. Kita umat Islam tidak sedang berada dalam satu kepemimpinan, terpecah belah bahkan terpecah menjadi lebih dari 50 Negara. Padahal Allah mengatakan pada QS. Al-Hujurat ayat 10:

 

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

 

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”

 

Dan juga Rasulullah bersabda:

 

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

 

“Dari An-Nu'man bin Bisyir dia berkata, bahwa Rasulullah bersabda: 'Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).’”

 

Ketiga, nasionalisme menyebabkan keterpurukkan umat Islam dari berbagai aspek kehidupan, baik dari sosial, politik, ekonomi, dan peradaban. Menyebabkan kecintaan kepada bangsanya melebihi kepada saudaranya seiman. Mereka berteriak NKRI harga mati, tapi diam saat agamanya dinistakan. Nasionalisme adalah paham yang digunakkan musuh Islam untuk menghancurkan Islam itu sendiri. Islamlah yang harga mati, karena Allah sendiri yang memerintahkan kita agar hidup dan mati kita haruslah didedikasikan terhadap Islam, dalam QS. Al-An’am Allah berfirman:

 

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

 

“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam”

 

Kesimpulannya, nasionalisme itu sangat bertentangan dengan Islam. Karena Islam tidak mengajarkan untuk mendedikasikan hidup kita untuk bangsa, akan tetapi untuk Allah. Maka dari itu kita sebagai umat Islam, harus memiliki satu kepemimpinan, jangan kita terpecah belah, jangan kita hidup dengan keegoisan kita, jangan kita hidup masing-masing atas dasar nasionalisme. Karena sungguh, mereka yang masuk surga adalah mereka yang mengusung sunnah dan berjamaah. Bersama dirikan DAULAH KHILAFAH AL-ISLAMIYAH.

 

#ReturntheKhilafah

 

Wallahu A’lam




image source: earlycanadianhistory.ca

Post a Comment

Previous Post Next Post